...ASSALAMU'ALAYKUM WAROHMATULLAH WABAROKAATUH, SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI YANG SEDERHANA INI, SEMOGA KITA SEMUA BISA MENDAPAT BANYAK HAL YANG BERMANFAAT DARI SEDIKIT HAL YANG BISA KAMI BAGIKAN DISINI...

Senin, 13 Februari 2012

Ma, Aya mau berangkat ngaji.....
Iya, hati-hati dijalan. Teman-temannya juga disuruh hati-hati ya....
Inggih, Assalamu'alaykum...
Wa'alaykumsalam warohmatullah wabarokaatuh.....

=======================
Dialog kecil umi dirumah dengan si sulung Sayyidah Nur Inayah yang mau berangkat ngaji dengan teman-temannya, menyentakku, melambungkan kembali ingatan ini ke tahun 80an, ketika aku seusia anakku ini sekarang.

Mengaji...


Ingatan itu masih sangat membekas, karena saat ini didusun kami ini sudah gak ku temukan lagi model mengaji duduk dengan kitab alif-alifan, begitu kami menyebutnya dulu...hehehe. Kitab yang berwarna biru tua itu dengan layout nya gambar mesjid dipinggir sungai, sayang kitabnya entah dimana sekarang (sayang sekali yah....padahal kalo ada bisa ku dokumentasikan disini). Kitab seperti itu entah masih dijual atau tidak, aku belum mengecek ke TKP. Tapi sekarang dipasaran yang banyak dijual pastinya buku "Iqro" yang berjilid 6 itu.

Kembali ke dongeng masa silam, hehee.....
Guru ngaji pertamaku itu dulu namanya ibu Nuriah, seorang guru SLTP bila dipagi harinya dan guru mengaji dirumah beliau bila sore hari. Sayangnya, aku dulu gak sempat sampe tamat kitab alif-alifan itu, karena ibu guru ngaji kami mau pindah rumahnya dan juga karena beliau hamil.

Tiap sore, aku sama kawan-kawan berjalan kaki (belum punya sepeda hehe) kerumah beliau yang berjarak kurang lebih 500 meteran, jarak yang cukup jauh untuk anak umuran 7 tahunan waktu itu. Jalanan masih sepi, gak seperti sekarang yang sudah padat merayap.

Tapi yang membuat aku terkesan sampai sekarang dan gak kutemukan lagi adalah minyak tanah. Ha, kenapa dengan minyak tanah..? Ya, sebagai balas jasa kami atas ilmu yang beliau turunkan pada kami, kami hanya bisa membalasnya dengan sebotol minyak tanah gak ada yang lain. Setiap hari kamis sore, kami membawa botol bekas kecap yang kami isi dengan minyak tanah. Kadang kami merasa gak enak dengan bau minyak tanah itu yang pernah sampai membasahi kitab alif-alifan ku dulu karena tumpah isinya. Namanya juga anak-anak, mau bawa gituan sering malu hehehe...jadi disembunyikan dalam plastik hitam, eh gak tahunya malah tumpah....

Gak ada pikiran apa-apa waktu itu, yang ada hanyalah bahwa kami harus memberi balas jasa pada beliau. Teringat bagaimana beliau menumpahkan isi botol kami kedalam jerigen yang beliau punya, kami senyum melihatnya. setelah itu dengan aroma minyak tanah dalam ruangan kecil itu, kami berebutan mengaji...Alat tunjuk kami dulu cuma lidi gak seperti sekarang yang banyak jenis dan bentuknya yang menarik...

Ketika beliau berkata mau pindah, kami menangis......kami membayangkan, pada siapa lagi kami akan belajar mengaji. kami masih kecil-kecil, belum mengerti untuk sekedar membujuk atau merayu agar beliau membatalkan niatnya itu....beliau hanya berpesan pada tiap-tiap kami setelah selesai kami mengaji agar diteruskan belajarnya dirumah masing-masing. Teruskan mulai halaman terakhir hari ini begitu pesan beliau.

Kami pulang dengan wajah sendu, membayangkan apa yang tidak bisa kami bayangkan...terasa gelap, hampa dan pekat.

"Semoga engkau menjadi anak yang beriman dan menjadi kebanggaan orang tua, anakku.....amien"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Martapura, Kalimantan Selatan, Indonesia
waspadalah, jangan-jangan..!!!

Pengikut